Selasa, 13 Januari 2015

Menghadapi Perilaku Anak Suka Memukul (2)




Apa yang orangtua lakukan ketika anaknya suka memukul? atau mendapati teman bermain anaknya
yang suka memukul?

Yang tersering saya dapati dari pengakuan orangtua adalah menghentikan si anak dengan jalan menasihatinya, melarangnya memarahinya, bahkan meneriakinya dan kalau masih saja bertengkar atau memukul, tak segan-segan si orangtua akan memukul anaknya.

Berhasilkah cara tersebut menghentikan si anak yang suka memukul menghentikan kebiasaan memukul? Tentu saja tidak… yang terjadi adalah, semakin anak dilarang untuk tidak memukul, semakin bernafsu dia untuk memukul. Kalaupun dia berhenti memukul karena ketika dia memukul orang lain, lalu orangtuanya memukulnya juga, maka dia akan menjadi anak yang pemurung, ketakutan dan penuh dendam.

Memukul adalah suatu perbuatan yang tidak benar, setiap orang tidak diperkenankan memukul orang lain, apapun alasannya. Tangan berfungsi untuk makan, memberi, menulis dan melakuan hal-hal baik lainnya. Jika sampai khilaf memukul orang, seseorang wajib meminta maaf kepada orang yang dipukul. Terapkan aturan yang berlaku dirumah, dan lakukan secara konsisten.

Mengkomunikasikan kepada anak tentang perilaku pemukulan sebagai hal yang kurang baik, bisa dilakukan kapan saja, saat bermain, saat menonton tv, saat berkumpul bersama keluarga, untuk menanamkan pemikiran pada anak, bahwa memukul adalah suatu perbuatan yang tidak benar dan membuat sakit orang lain.

Mengatasi anak memukul dengan tehnik PARENTING
P : Pengasuhan anak yang benar
A : Anak adalah anugerah
R : Redam kemarahan
E : Empati mendengarkan
N : Notifikasi pembicaraan dan tindakan
T : Tanamkan energi positif
I : Istikhomah (konsisten)
NG : meNGadakan time out

Aplikasi penggunaan tehnik PARENTING pada anak yang suka memukul
P : Pengasuhan anak yang benar . Memberian perhatian, kasih sayang dan penghormatan terhadap
anaknya.
A : Anak adalah anugerah. Ketika melihat anak memukul, bayangkan dia dihukum gurunya di masa
depan karena memukul seseorang. Sebagai orangtua akan dianggap sebagai orang yang bertanggungjawab atas kejadian tersebut. Jika menyayangi anaknya, maka orangtua harus benar-benar melatih untuk tidak memukul walaupun dalam keadaan marah, melatih anak untuk terus belajar mengendalikan emosi, bukan menahan emosi.
R : Redam kemarahan. Hindari marah-marah kepada anak untuk tidak memukul. Anak belajar perilaku dari orangtuanya, ketika orangtua belajar mengendalikan emosi, saat itu pula anak pun turut belajar.
E : Empati mendengarkan. Dengarkan alasan anak memukul. Sebagian besar orangtua terbiasa untuk berkomunikasi satu arah. Padahal mendengarkan mempunyai efek yang sangat besar bagi perkembangan jiwa anak. Anak yang didorong untuk mengungkapkan perasaannya dan didengarkan akan merasa dihargai sehingga dapat menjadi anak yang percaya diri. Beri kesempatan pada anak untuk menjelaskan alasan dia memukul, anak akan merasa dihargai, orangtua bisa memberi pemahaman yang tepat sesuai dengan usia dan perkembangan anak.
N : Notifikasi pembicaraan dan tindakan . Penjelasan tentang efek dipukul sakit. Kalau menyakiti orang lain (memukul) harus meminta maaf kepada orang yang dipukul. Kalau mau bermain bersama harus mau berbagi mainan. Meminjam mainan harus minta izin dulu, tidak boleh merebut.
T : Tanamkan energi positif . Predikat anak soleh dan anak baik hati.
I : Istikhamah (konsisten) . Selalu melarang memukul dengan bijak. Konsisten untuk meminta maaf kepada orang yang dipukul. Konsisten melaksanakan konsekuensi bila anak memukul, misal ; bila memukul anak harus menenangkan diri dikamar.
NG : meNGadakan time out . Bila memukul tidak bisa dihentikan, anak harus masuk kamar dan baru boleh keluar kamar dan bermain kembali setelah dia bisa menenangkan diri, tidak menangis dan marah-marah lagi.

Lalu bagaimana bila itu bukan anak kita, tetapi anak tetangga ? Anggap anak tersebut sebagai anak yang harus disayangi, dicintai dan dihormati, lakukan tahap Redam kemarahan, Empati, Notifikasi, Tanamkan energi positif dan Istikhamah.

Post by Emak Cibi (Bee Kids)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar