Kamis, 01 Oktober 2015

Nyamuk



Saat manusia diajak untuk memperhatikan penciptaan dirinya, Al-Qur’an melalui banyak ayatnya juga mengajak manusia untuk meneliti alam dan melihat tanda-tanda kekuasaan Tuhan di sana. Alam semesta dengan elemen-elemen hidup dan nonhidup di dalamnya merupakan tanda-tanda adanya penciptaan. Semua ciptaan itu, termasuk di dalamnya nyamuk dan hewan renik, hadir untuk memperlihatkan kekuasaan, pengetahuan, dan seni Sang Pencipta.

Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Rabb mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: “Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?”. Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan oleh Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberinya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik. (QS. Al-Baqarah/2: 26)

Makhluk kecil atau bahkan renik tidak selalu memiliki komponen dan cara kerja yang lebih sederhana ketimbang makhluk yang berukuran lebih besar. Hewan seperti nyamuk, misalnya, memiliki kerumitan organ tubuh dan fungsinya yang spesifik.

Kita mengenal nyamuk sebagai makhluk penghisap darah manusia dan hewan. Untuk tujuan itu, mereka dilengkapi dengan organ yang tidak dipunyai oleh makhluk lain. Organ itu berupa enam pisau pengiris yang bekerja seperti gergaji. Ketika proses pengirisan berlangsung, nyamuk menyiramkan semacam cairan ke dalam luka yang dibuatnya. Cairan ini membuat bagian yang teriris mati rasa dan juga mencegah pembekuan darah. Dengan demikian, mangsa tidak akan merasa terganggu sehingga proses penghisapan darah berjalan.

Kehidupan dan ekosistem nyamuk adalah dua hal yang krusial bagi kesehatan manusia. Nyamuk terbukti berperan sebagai inang perantara untuk beberapa penyakit manusia, seperti malaria, demam berdarah, kaki gajah, dan lainnya. Hal ini semestinya menjadi bahan bahasan yang cukup untuk membangunkan kreatifitas pemikiran manusia untuk terus mempelajari ciptaan Tuhan, meski sebesar nyamuk atau makhluk renik sekalipun. Harus diakui, dengan kemajuan ilmu pengetahuan, manusia telah menemukan berbagai obat dari jasad renik seperti mikroba. Betapapun kecilnya, semua ciptaan pasti ada gunanya.
(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.” (QS. Ali-‘Imran/3: 191)

(Sumber : Al-Qur’an Tafsir Ilmi)
Dapatkan Al-quran Tafsir Ilmi dengan E Pen diskon 20% selama masa promo ditambah gratis Al-Quran terjemah saku juga bisa dibaca dengan E Pen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar